Pernah ga sih saat ada teman yang pamit mau jalan-jalan keluar kota atau keluar negeri, kamu bilang jangan lupa oleh-oleh yah. Saat temen atau saudara baru pulang dari perjalanan kalimat yang pertama terucap biasanya “mana oleh-olehnya?” Sebenarnya sampai disini tidak ada yang salah. Tetapi akan menjadi berbeda jika teman atau saudara kamu mulai merasa terbebani dengan kalimat basa-basi yang kamu ucapkan.
Berdasarkan pengalaman penulis yang pernah beberapa kali pamit ke teman-teman untuk melakukan perjalanan baik perjalanan dinas maupun wisata, kalimat tersebut walaupun berupa basa-basi tetap sedikit megganggu pikiran selama melakukan perjalanan. Alhasil bukannya secara ikhlas memberi tetapi karena unsur paksaan akhirnya pelaku perjalanan harus menyempatkan membeli oleh-oleh yang diminta sejak keberangkatan.
Mana yang lebih menyenangkan? Memberi atau menerima? Jawaban akan berbeda jika pertanyaan diganti menjadi memberi atau meminta? Banyak orang menggadaikan kegengsiannya untuk mendapat sesuatu secara mudah yang tidak diiringi dengan usaha yang maksimal. Seperti yang terjadi pada kasus penerimaan peserta didik baru dari level SD sampai SMA.
Masyarakat miskin mendapatkan akses lebih untuk bisa diterima di sekolah tertentu, karena kebijakan tersebut tidak sedikit masyarakat Indonesia mendeklarasikan dirinya sebagai warga miskin dengan membuat surat keterangan tidak mampu. Dengan surat keterangan tersebut diharapkan dapat meminta jatah dari masyarakat miskin yang sebetulnya lebih memiliki hak pada jalur tersebut.
Kembali pada mental peminta, penulis yakin ada yang salah dari pola asuh sejak kecil dan budaya berbagi yang memiliki makna yang baik, menjadi budaya meminta yang dapat diartikan hanya bagi mereka yang tidak memiliki. Orang tua mempunyai peran penting dalam tumbuh kembang generasi penerus. Pengetahuan orang tua dalam pola asuh harus mengarah pada kebaikan untuk generasi selanjutnya.
Hal kecil yang bisa dilakukan pada saat ini adalah mulai untuk mengganti kalimat basa-basi meminta oleh-oleh dengan mendoakan agar teman atau saudara yang akan melakukan perjalanan. Mintalah pada mereka yang sudah selesai melakukan perjalanan untuk menceritakan tentang perjalannya karena penulis percaya berbagi pengalaman lebih berguna dibandingkan sebungkus permen, gantungan kunci atau kaus bergambar landmark dari kota atau negara tertentu.
John
Leave a Comment