Ketika kita tahu persis ingin bekerja dan sekolah dimana atau ingin melakukan apa untuk pengembangan diri kita, ada satu jembatan yang harus kita seberangi. Bukti Kemampuan Bahasa Inggris. Salah satu yang sering diminta berbagai institusi adalah hasil tes IELTS. Begitu mendengar kata IELTS, pertanyaan yang banyak muncul adalah, “Waduh, IELTS kan mahal. Worth it nggak sih?”. Tapi tenang, disini kita akan membahas kondisi dimana IELTS menjadi tidak penting. And here are the reasons why.
I don’t want to know my current skill and how to develop it further. Aku nggak perlu tahu tingkat kemampuan bahasa Inggris aku dan cara mengembangkannya
Semua bahasa – bukan hanya bahasa Inggris atau bahasa Indonesia – memiliki empat aspek utama. Yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri “standar mendengar, berbicara, membaca atau menulis yang baik itu kayak gimana sih?” Banyak orang kesulitan berkonsentrasi untuk mendengarkan pembicaraan orang lain bahkan dalam bahasa Ibu sendiri. Soal aspek berbicara, sebaik apapun kita merencanakan setiap kata di kepala tapi seringnya mulut kita susah diajak berkoordinasi. Dan kalau membicarakan soal membaca dan menulis, hm…not everyone’s cup of tea. Dua hal ini lebih sering dikategorikan sebagai hobi di kehidupan sehari-hari karena tidak semua orang senang dengan dua bentuk komunikasi itu. Jadi, apa standar yang digunakan untuk mengetahui sejauh apa kemampuan kita berbahasa Inggris jika nantinya yang kita dapat hanya secarik sertifikat yang dibubuhi angka?
Dalam hal ini, IELTS membagikan deksripsi standar setiap band (sebutan lain untuk skor) yang bisa kita akses secara Cuma-Cuma di internet. Dari situ kita mendapat panduan tentang apa saja yang harus dipelajari dan diperhatikan untuk setiap band. Otomatis, kita bisa menentukan band yang ingin kita capai dan mewujudkannya dengan cara belajar berdasarkan kriteria level tersebut.
So, kalau kamu nggak butuh itu, berarti kamu nggak butuh IELTS. Kalau kamu masih membutuhkan itu, kita lihat apa kamu masuk di kategori kedua ini.
I don’t want to study abroad, ever! Aku nggak mau dan nggak pernah ngebayangin bakal sekolah ke luar negeri!
Oke, kita sudah tahu grammar yang tepat untuk menulis kalimat yang ilmiah banget ini: We will discuss the following instances for similar studies that have been conducted throughout the year. Apakah itu cukup sebagai bekal belajar di negara yang menggunakan pengantar bahasa Inggris? Dimana tentunya sumber bacaan dan tugas yang harus kita buat semua ditulis dalam bahasa Inggris. dalam tes writing IELTS, kita tidak hanya diminta mencari kesalahan grammar dalam kalimat tetapi kita benar-benar diminta membuat kalimat sendiri. Hingga akhirnya membentuk paragraf-paragraf logis dan alhasil kita membuat satu buah teks lengkap mulai dari pembukaan hingga penutupan. Sesuai dengan penerapan yang akan sering kita lakukan di kampus nanti.
Selain itu, yang paling menonjol adalah format speaking tesnya dimana kita benar-benar dihadapkan dengan penduduk asli atau biasa kita kenal dengan istilah bule. Karena pada akhirnya, tes ini dibuat untuk mengetahui semahir apa kita ketika berbicara bahasa Inggris dengan orang lain di luar negeri nanti. Bukan dengan buku, komputer, atau dinding. And that’s how we know if we are ready, mate. J
Jadi, kalau kuliah ke luar negeri bukan impianmu, IELTS tidak penting untukmu. Kalau kamu memang ingin sekolah ke luar negeri, well…let’s see if you are in the next category.
I don’t want to work in great, international companies Aku nggak perlu melamar kerja ke perusahaan ternama atau internasional
“Harga memang nggak pernah bohong!”
Entah siapa yang membuat ‘kata bijak’ itu. Tapi yang jelas, itu berlaku juga untuk IELTS. Di beberapa perusahaan milik negara, apalagi di perusahaan asing, IELTS sudah diakui dan diberi bobot lebih dibandingkan dengan tes bahasa Inggris lain yang terhitung lebih murah. Hal ini besar kemungkinan dikarenakan format tesnya yang benar-benar membedakan bahasa Inggris pasif (listening dan reading) serta bahasa Inggris aktif (speaking dan writing). Karena di setiap rekrutmen karyawan, perusahaan membutuhkan ‘bukti kemampuan bahasa Inggris’ dimana kita benar-benar berbicara dan benar-benar membuat tulisan dalam proses tesnya. Maka jika kita sudah mengantongi band IELTS yang memenuhi standar, pihak perusahaan tidak lagi kesulitan dalam mencocokkan kemampuan berbahasa kita dengan kebutuhannya.
In a nut shell, jika kamu bukan orang yang ingin tahu kemampuan bahasa Inggris saat ini dan goal kemampuan level selanjutnya, atau kamu tidak ingin kuliah ke luar negeri, and last but not least, kamu tidak ingin mencoba melamar ke perusahaan besar, selamat! Kamu sudah memiliki tiga alasan utama yang menjadikan IELTS tidak penting untukmu. So…bye bye IELTS
Santika
Leave a Comment